Penguatan Kapasitas Transpuan : Jurnalisme Warga dan Teknik Menulis Opini

Komunitas transpuan dan kaum marginal seringkali mengalami diskriminasi dan stigmatisasi dalam masyarakat. Mereka juga sering mengalami kesulitan dalam mengakses informasi dan pendidikan yang berkualitas. Hal ini berpengaruh pada betapa sulit dan kompleksnya untuk  memperjuangkan isu-isu yang mereka pedulikan.

Namun, meskipun demikian, transpuan dan kaum marginal memiliki potensi dan kemampuan untuk menjadi jurnalis warga yang efektif. Mereka memiliki pandangan dan perspektif unik yang sangat penting bagi dunia jurnalisme. Mereka juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan isu-isu penting bagi komunitas mereka dan membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu-isu yang mereka hadapi.

Berangkat dari kondisi diatas, Yayasan Kebaya Yogyakarta – BfdW  mengadakan pelatihan penguatan kapasitas Penulisan Praktek Baik dalam Program Ketahanan Komunitas Transpuan. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 kali, pelatihan pertama dilaksanakan hari ini Senin, 13 Februari 2023. Pelatihan kedua direncanakan tanggal 22 Februari 2023 dan pelatihan terakhir pada tanggal 27 Februari 2023.

Pelatihan yang bertemakan “Jurnalisme Warga dan Teknik Menulis Opini” hari ini diadakan di Hotel Horaios , Jl. Gowongan Kidul, Kota Yogjakarta. Diikuti oleh sekitar 20 peserta transpuan dari seluruh komponen penerima manfaat program yang terdiri dari Staff, Pengurus, Penerima Bantuan Stimulan, Pelaku Usaha yang terlibat dalam Kegiatan Bimtek & Penguatan kapasitas Pelaku Usaha, Pengurus & Anggota Credit Union, serta Pengelola Shelter ODHA.

Hadir sebagai pemateri Shinta Maharani ( koresponden Tempo dan pengurus Aliansi Jurnalis Independen atau AJI bidang Gender, Anak dan Kelompok Marjinal ). Turut hadir juga sebagai mentor dan auditor, seorang penulis buku kondang Masthuriyah Sa’dan ( penulis buku Santri Waria dan Solidaritas Waria Yogyakarta ).

Acara dimulai jam 10.00 WIB dan dibuka oleh Bunda Rully Malay dengan prolog tentang tujuan dan mekanisme pelatihan.

“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan dan kapasitas peserta transpuan dalam menulis. Dengan memahami teknik dan strategi menulis, diharapkan para peserta dapat membuat tulisan yang menarik, bermakna, dan memiliki dampak positif “ ujar Rully.

Mulai dari sesi pembukaan, suasana di ruangan terasa meriah dan antusias. Ibu Shinta Maharani memulai materi dengan menceritakan pengalamannya sebagai seorang jurnalis dan bagaimana ia memulai karirnya dalam dunia jurnalisme. Cerita inspiratif ini membantu para peserta untuk lebih memahami peran dan pentingnya jurnalisme warga dalam memajukan masyarakat.

Kemudian, Ibu Shinta melanjutkan materi dengan menjelaskan teknik dan strategi menulis yang baik.

“Sebetulnya menulis itu hanya kebiasaan, kalau terbiasa sebetulnya gampang, saya akan berbagi pengetahuan selama saya bekerja di Tempo dan AJI” ucap Shinta

Jurnalisme Warga adalah bentuk jurnalisme yang berfokus pada pemberitaan dan dokumentasi peristiwa dan isu yang terjadi di masyarakat oleh warga masyarakat itu sendiri. Warga tidak hanya menjadi objek dalam berita, melainkan mereka juga menjadi subjek dan pelaku jurnalisme. Jurnalisme warga memfokuskan diri pada isu dan peristiwa yang tidak diterima oleh media mainstream atau media tradisional.

“Semua orang bisa menjadi jurnalis warga, kita semua bisa mengumpulkan semua informasi untuk dijadikan informasi, disampaikan dalam blog,FB dan website” tutur Shinta

Jurnalisme Warga sangat penting karena memberikan platform bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

Selanjutnya Ibu Shinta mejelaskan tentang teknik penulisan dengan metode 5W + 1H, yakni sebuah metodologi yang digunakan untuk memastikan bahwa sebuah tulisan atau laporan mencakup semua informasi yang penting dan relevan.

Metode ini didasarkan pada 5 pertanyaan dasar yang harus dijawab dalam setiap tulisan atau laporan, yaitu:

  • Who (Siapa): Siapa yang terlibat atau memiliki hubungan dengan apa yang dibahas?
  • Where (Dimana): Dimana peristiwa atau kejadian terjadi?
  • When (Kapan): Kapan peristiwa atau kejadian terjadi?
  • Why (Mengapa): Mengapa peristiwa atau kejadian terjadi?
  • Sementara “1H” adalah “How (Bagaimana)”, yaitu bagaimana peristiwa atau kejadian terjadi.

Teknik ini membantu penulis memastikan bahwa semua aspek yang penting telah dipertimbangkan dan dicakup dalam tulisan atau laporan. Ini juga membuat tulisan atau laporan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan memiliki nilai yang lebih tinggi. Dalam menggunakan teknik ini, penulis dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara detail dan menyertakan informasi yang relevan untuk membuat tulisan atau laporan lebih komprehensif dan menyeluruh.

Para peserta diajak untuk berpartisipasi aktif dan berdiskusi interaktif selama sesi ini. Suasana diskusi yang cukup meriah membuat para peserta semakin antusias dan terlibat dalam setiap sesi. Adu argumen beberapa peserta pun muncul dan memeriahkan suasana dengan kelakar dan joke-joke lucu ala waria.

 “Kalau memberikan komentar tahu etika komentar, kalau asal komentar itu akan jadi boomerang kepada waria sendiri, waria harus paham etika berkomentar” ujar Ayu

“Waria itu asal komentar tanpa memberikan dampak ke depan” balas Nur

“Kita dituntut untuk menjadi jurnalis, kita harus menahan emosi, apalagi membahas waria dan HIV, dan mengkaitkaan dengan keagamaan” timpal Olla

Begitu juga peserta lain yang cukup aktif bertanya dan berdikusi dalam sesi ini, seperti Mami Vinolia, Bunda Tata dan Bunda Yunishara.

Setelah sesi teori selesai, para peserta diberikan tugas kelompok menulis sebuah artikel dengan menggunakan teknik yang baru saja mereka pelajari. Masing-masing peserta mempresentasikan hasil tulisannya dan memperoleh masukan dan saran dari Ibu Shinta dan rekan-rekan peserta lainnya.

Kegiatan berakhir ditutup dengan pemberian souvenir kepada Ibu Shinta, pembacaan doa oleh Bunda Yunishara dilanjutkan foto bersama. Para peserta sangat antusias dan berterima kasih atas pengalaman yang mereka dapatkan selama acara. Mereka berjanji akan terus menggunakan dan memperdalam teknik dan strategi.

Bagikan post ini :

2 thoughts on “Penguatan Kapasitas Transpuan : Jurnalisme Warga dan Teknik Menulis Opini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *