Mengenal Lebih Jauh Tentang “Omicron” Varian COVID-19

Omicron adalah varian terbaru virus corona yang juga menyebabkan penyakit Covid-19. Mengutip laman Covid19.go.id, Varian ini menyebar lebih cepat dari varian COVID-19 lainnya, namun dengan gejala lebih ringan atau cenderung tidak bergejala. Varian ini sudah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika. Varian jenis ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Varian ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus.

Saat ini, Omicron menyumbang sebagian besar infeksi COVID-19 di seluruh dunia.  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian Omicron yang menjadi perhatian saat ini adalah varian dominan yang beredar secara global.

Ahli penyakit menular WHO Maria van Kerkhove menyebut, Omicron masih merupakan variant of concern atau varian yang menjadi perhatian. Oleh karena itu, pihaknya telah melacak beberapa subvarian dan menemukan beberapa yang paling menonjol terdeteksi di seluruh dunia. “Yang paling menonjol terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1, dan BA.2. Ada juga yang terbaru BA.3, serta turunan lainnya,” jelas Maria, dikutip dari Live Mint (6/3/2022).

Jenis Varian Omicron Dan Gejalanya

Melansir Times of India, dalam jumpa pers, Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 (TAG-VE) berbicara tentang berbagai sub varian Omicron dan mengapa mereka tidak boleh dianggap enteng.

Varian Omicron atau B.1.1.529 merupakan penerus dari varian Delta. Menurut WHO, varian itu terdiri dari beberapa sub-garis keturunan dan yang paling umum di antara mereka adalah BA.1, BA 1.1. dan BA.2.  Sub varian BA.2 menjadi perhatian utama para peneliti dan pakar kesehatan saat ini. Ada juga sub varian terbaru BA.3 Omicron.

1. Omicron sub varian BA. 1 dan gejalanya

Ini adalah sub varian pertama dari varian Omicron yang terlihat setelah varian Delta dari virus corona. Garis keturunan BA.1, yang menyumbang 97,4% dari urutan yang dikirimkan ke GISAID pada 19 Januari, memiliki penghapusan 69-70 pada lonjakan protein.

Gejala umum infeksi COVID yang diinduksi Omicron varian ini adalah: 

  • Sakit tenggorokan
  • Pilek Hidung meler
  • Bersin
  • Sakit kepala
  • Nyeri tubuh
  • Demam ringan 

Gejala seperti hilangnya penciuman dan rasa, yang dominan selama gelombang kedua infeksi virus corona, tidak terlihat selama gelombang Omicron.

2. Omicron sub varian BA.1.1 dan gejalanya

Sesuai studi penelitian BA.1.1 memiliki 40 mutasi. Ini bersama dengan tiga garis keturunan lainnya ditemukan di Afrika Selatan.  Menurut penelitian, pada 10 Februari 2022, ketika BA.2 menyumbang 1% dari total infeksi, BA.1.1. sudah terdeteksi di 69 negara. Gejala subvarian BA.1.1 tidak berbeda dengan gejala varian lainnya.

3. Omicron sub varian BA.2 dan gejalanya

“BA.2 berbeda dari BA.1 dalam urutan genetiknya, termasuk beberapa perbedaan asam amino dalam protein lonjakan dan protein lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan BA.1. Studi sedang berlangsung untuk memahami alasannya. Tetapi data awal menunjukkan bahwa BA.2 tampaknya secara inheren lebih menular daripada BA.1, yang saat ini tetap menjadi sublineage Omicron paling umum yang dilaporkan,” kata WHO.

Dikatakan sebagai penyebar tercepat di antara semua sub varian Omicron alias penyebar super, infeksi COVID-19 yang diinduksi BA.2 menyebabkan gejala seperti:

  • Pilek
  • Sakit tenggorokan
  • Kesulitan bernapas
  • Batuk terus-menerus
  • Kelelahan 

4. Omicron sub varian BA.3 dan gejalanya

Berdasarkan hasil studi eksperimental terhadap hamster, WHO menemukan subvarian Omicron BA.3 dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah dari varian aslinya. Dijelaskan, pada subvarian Omicron BA.3, tidak ditemukan mutasi spesifik pada protein Spike atau protein S. Gejala subvarian BA.3 cukup ringan dan hampir sama dengan BA.1 dan BA.2. Gejala umum infeksi subvarian BA.3 antara lain: sakit tenggorokan, pilek, bersin-bersin, sakit kepala, nyeri tubuh dan Demam ringan. 

Secara umum, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 terutama omicron, tidak cukup bila hanya dilakukan secara upaya tunggal seperti mendapatkan vaksinasi yang lengkap tanpa menjaga protokol kesehatan, maupun sebaliknya. Adanya proteksi ekstra meliputi kedua upaya tersebut bersamaam merupakan langkah yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat agar mampu melindungi diri dan orang di sekitar dari paparan Covid-19, serta meminimalisir dari hospitalisasi dan kematian akibat Covid-19

Sumber rujukan :

  • Covid19.go.id
  • diskes.baliprov.go.id
  • kesehatan.kontan.co.id

Bagikan post ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *